Wednesday, October 9, 2019

Stefano Pioli: Pengakuan Kegagalan Manajemen Milan Hingga Terpuruk

Hampir enam tahun telah berlalu semenjak Massimiliano Allegri diberhentikan dengan paksa dari jabatannya jadi pelatih Milan. Semenjak itu delapan pelatih berlainan telah berupaya mengusung kembali perform 'Iblis Merah'. Tetapi, tidak satu juga dari mereka sukses. 

Allegri jadi dasar sebab dialah pelatih paling akhir yang dapat bawa Milan berprestasi. Pada musim 2010/11 ia sukses mengantar Milan merengkuh Scudetto. Itu ialah terakhir kali Milan memperoleh trofi mayor. Dua Supercoppa yang dicapai setelah itu tidak masuk dalam hitungan. 


Kesuksesan Allegri bawa Milan mendapatkan Scudetto itu didapat pada musim pertamanya jadi pelatih. Sesudahnya, dengan perlahan-lahan prestasi Milan alami penurunan hingga kemudian Allegri dikeluarkan pada pertengahan musim 2013/14. Saat itu Milan duduk di posisi 11 klassemen. 

Empat musim dihabiskan Allegri jadi pelatih Milan serta sampai saat ini belumlah ada figur yang dapat bertahan sepanjang dianya. Marco Giampaolo, pelatih yang dipilih Milan mendekati musim 2019/20, serta cuma bertahan tujuh minggu. 

Dengan cuma bertahan sepanjang tujuh minggu, Giampaolo juga jadi pelatih dengan waktu jabatan tersingkat di Milan. Di satu bagian Giampaolo memang patut dikeluarkan, tapi di lain sisi pemecatan ini ialah bukti lain jika ada suatu hal yang salah dengan mendasar dalam diri Milan 

Pemilihan Giampaolo sendiri awalannya dikerjakan dengan spirit yang pas. Direktur Olahraga Rossoneri, Paolo Maldini, inginkan figur yang dapat memberikan jati diri permainan buat Milan. Awalnya, pelatih dengan detail semacam ini memang belum pernah mereka punya. 

Mauro Tassotti, Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, Sinisa Mihajlovic, Christian Brocchi, Vincenzo Montella, serta Gennaro Gattuso tidak mempunyai jati diri jelas seperti Giampaolo. Ini tidak dengan automatis membuat mereka jadi pelatih yang jelek, tapi itu bermakna mereka memang tidak cocok untuk Milan. 

Allegri dikeluarkan saat Milan ada dalam kesusahan keuangan. Waktu mendapatkan Scudetto, Milan masih diperkokoh oleh beberapa nama jenis Zlatan Ibrahimovic serta Thiago Silva. Tetapi, perlahan-lahan scuad Allegri itu dipereteli untuk menambal lubang di peti uang uang Milan. 

Milan memang mendapatkan suntikan finansial waktu Li Yonghong hadir. Namun, tidak ada rencana yang pasti disana. Milan cuma beli pemain dari sana-sini dengan asal sampai habiskan lebih dari 200 juta euro. Tidak ada koherensi di antara pelatih serta manajemen. 

Bukti paling jelas ialah waktu Milan datangkan Leonardo Bonucci. Saat itu Montella telah mempersiapkan Milan untuk bermain dengan pakem 4-3-3. Namun, kehadiran Bonucci—yang sekarang telah balik lagi ke Juventus—membuat Montella harus mengimplementasikan skema tiga bek. 

Kondisi ini diperburuk dengan timbulnya bukti jika Li sebetulnya hanya seseorang penipu. Ia tidak punyai uang untuk pimpin Milan serta pada akhirnya Elliott Management menggantikan pemilikan club. Dibawah Elliott, Milan sebetulnya telah berupaya berbenah. 
Hasil gambar untuk montella
Elliott lakukan pembenahan dari atas. Mereka mengubah barisan manajemen, terhitung dengan menunjuk Ivan Gazidis jadi CEO. Kehadiran Maldini jadi Direktur Olahraga juga datang dari sini. Selang beberapa saat, Zvonimir Boban juga dipulangkan ke Milanello.

Giampaolo sebetulnya dipilih untuk pimpin masa baru Milan. Namun, suport yang ia bisa, terutamanya dengan finansial, tidak maksimal. Akhirnya, dalam mengaplikasikan filosofinya, pria kelahiran Swiss itu harus banyak memercayakan beberapa nama usang hasil perekrutan rezim awalnya. 

Dengan kondisi demikian, Giampaolo tidak dapat banyak berbuat juga. Milan tersuruk serta pada akhirnya ia dikeluarkan. Sekarang, manajemen telah mempersiapkan Stefano Pioli jadi calon alternatif. 

Pioli sebenarnya bukan calon terkuat. Manajemen Milan awalannya inginkan layanan Luciano Spalletti yang awalnya sukses kembalikan Internazionale ke Liga Champions. Tetapi, untuk memperoleh Spalletti, Milan harus keluarkan dana tambahan. 

Faktanya, Spalletti masih terjalin kontrak dengan Inter. Proses terminasi kontrak Spalletti memang tidak berjalan lancar karena bekas pelatih Zenit St. Petersburg itu minta kompensasi yang tidak bersedia dipenuhi dengan Inter. Dengan begitu, Pioli ada jadi pilihan. 
Hasil gambar untuk Spalletti
Celaka buat Milan sebab Pioli sendiri sebetulnya bukan calon baik. Belum sah dipilih, Pioli telah mendapatkan tentangan. Faktanya ialah sebab Pioli, seperti dalam Giampaolo, adalah supporter Inter. 

Diluar itu, reputasi Pioli akhir-akhir ini kurang oke. 2x dengan berturut-turut ia dikeluarkan dari jabatannya. Pertama, jadi pelatih Inter pada musim 2016/17. Ke-2, pada musim kemarin jadi pelatih Fiorentina. Sepanjang 16 tahun melatih, Pioli tidak pernah sekalinya mendapatkan gelar. 

Hanya satu nilai plus Pioli ialah upahnya yang murah. Konon, ia bersedia terima upah di antara 1 serta 1,5 juta euro per musim. Jadi perbandingan, upah Antonio Conte di Inter sekarang tembus angka 11 juta euro per musim. Benar-benar jauh. 

Tetapi, tentunya, ada harga ada rupa. Pioli ingin digaji demikian sebab ia memang tidak punyai reputasi bagus. Belum juga ia bukan figur yang cocok untuk pimpin team dalam periode waktu lama. Pioli bukan Giampaolo yang punyai jati diri permainan jelas. 

Dalam kata lain, pemilihan Pioli ini ialah satu pernyataan dari manajemen Milan jika misi mereka, paling tidak untuk musim ini, sudah tidak berhasil. Mereka inginkan jati diri serta hal tersebut tidak mereka temukan. Pragmatisme juga jadi jalan singkat. 

Langkah pragmatis ini tidak dapat dilepaskan dari karakter pemilikan Elliott Management di Milan. Sejak dari awal, Elliott telah memperjelas jika mereka hanya pemilik sesaat. Elliott merencanakan melakukan perbaikan Milan supaya club ini dapat di jual pada harga paling tidak 1 miliar euro. 
Hasil gambar untuk Marco Giampaolo
Tentunya, Milan cuma dapat di jual pada harga tinggi jika mereka berprestasi. Masuk ke Liga Champions jelas jadi harga mati. Tetapi, untuk arah itu juga, menunjuk Pioli ialah satu perjudian. Upah Pioli memang murah, tapi apa yang akan berlangsung bila Milan terus menerus tersuruk? 
Disini letak dilema Milan. Langkah paling baik Elliott serta Milan sebetulnya dengan melanjutkan project periode panjang mereka. Namun, untuk jalankan project periode panjang itu, modal yang perlu dikeluarkan tidak dikit. 

Tidak hanya uang, kesabaran benar-benar dibutuhkan. Giampaolo memang tidak berhasil, tapi paling tidak ia ialah perwujudan langkah yang pas untuk bawa Milan kembali berjaya. Dengan diberhentikannya Giampaolo, Milan kembali pada jalan sesat dari waktu lampau yang dapat dibuktikan tidak membuahkan apa-apa. 

Meskipun begitu, tetap Pioli butuh diberi peluang. Agar bagaimana , pria satu ini pernah sukses menakhodai Fiorentina di waktu susah selesai wafatnya kapten Davide Astori. Tampilan Fiorentina lebih baik sesudah Astori meninggal dunia karena tuntunan Pioli walau pada musim selanjutnya itu tidak bersambung.

Dengan pengalaman demikian, Pioli masih mempunyai peluang untuk bawa Milan tampil lebih baik. Namun, susah untuk memikirkan dianya jadi pelatih Milan pada musim depan. Kemungkinan besar, pemilihan Pioli ini hanya langkah strategis untuk membuat revisi project periode panjang barusan.



Agen Judi Bola, Live Casino, Poker Online, Togel Online, Casino Online Agen , Sbobet Mobile , Bola Online , Situs Judi , Slot Games

No comments:

Post a Comment